Disinformasi politik

Narasi Palsu, Demokrasi Terancam: Waspada Disinformasi Politik

Di era digital yang serba cepat ini, ranah politik tak hanya diwarnai adu gagasan, tetapi juga pertarungan narasi. Sayangnya, banyak narasi yang disusupi oleh disinformasi politik – informasi yang sengaja salah atau menyesatkan, disebarkan dengan tujuan memanipulasi opini publik, memecah belah masyarakat, atau memengaruhi hasil pemilu.

Melalui platform media sosial, disinformasi politik menyebar dengan kecepatan kilat. Ia seringkali menargetkan emosi dan bias kognitif pengguna, menciptakan "echo chamber" di mana individu hanya terpapar informasi yang sejalan dengan pandangan mereka. Hal ini membuat kebohongan yang mendukung narasi yang sudah mereka yakini menjadi lebih mudah diterima dan dipercaya.

Dampak disinformasi sangat merusak. Ia mengikis kepercayaan publik terhadap institusi, jurnalisme kredibel, dan bahkan sesama warga. Disinformasi memicu polarisasi ekstrem, menghambat diskusi rasional, dan berpotensi membelokkan arah kebijakan publik atau hasil demokrasi. Saat kebenaran menjadi relatif, fondasi masyarakat yang sehat pun goyah.

Melawan disinformasi politik bukanlah tugas pemerintah semata, melainkan tanggung jawab kolektif. Penting bagi setiap individu untuk mengembangkan literasi digital dan berpikir kritis. Selalu verifikasi informasi dari sumber terpercaya, pertanyakan judul yang sensasional, dan jangan mudah terpancing emosi. Dengan kewaspadaan dan akal sehat, kita bisa menjadi benteng pertahanan pertama melawan gelombang narasi palsu yang mengancam integritas demokrasi kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *