Literasi Politik: Kompas Warga di Era Informasi
Dalam pusaran informasi dan dinamika sosial yang kian kompleks, literasi politik muncul sebagai kemampuan fundamental, bukan sekadar pelengkap. Literasi politik adalah kapasitas individu untuk memahami struktur dan cara kerja sistem pemerintahan, menganalisis isu-isu publik dengan kritis, serta mengevaluasi janji dan kinerja aktor politik secara rasional. Ini adalah fondasi bagi partisipasi aktif dan konstruktif dalam sebuah demokrasi.
Lebih dari sekadar mengetahui nama menteri atau partai, literasi politik mencakup kemampuan membedakan fakta dari opini atau propaganda, menyaring hoaks, dan memahami konsekuensi kebijakan terhadap kehidupan sehari-hari. Ia membekali warga dengan "kompas" untuk menavigasi lautan informasi, sehingga tidak mudah termanipulasi oleh narasi yang menyesatkan atau populisme kosong.
Mengapa ini penting? Warga yang literat politik tidak hanya memilih dengan cerdas dalam pemilu, tetapi juga mampu mengawasi jalannya pemerintahan, menyuarakan aspirasi dengan efektif, dan menuntut akuntabilitas dari para pemimpin. Sebaliknya, minimnya literasi politik dapat membuka pintu bagi apatisme, kesalahpahaman, bahkan penyalahgunaan kekuasaan.
Maka, membangun literasi politik adalah investasi vital dalam kualitas demokrasi itu sendiri. Ini memastikan bahwa kekuasaan benar-benar berada di tangan rakyat yang berdaya, cerdas, dan mampu menjadi pilar pengawas yang kuat bagi masa depan bangsa.


